HIDUP YANG BEGITU INDAH BUKAN,, TERGANTUNG BAGAI MANA KITA MENYIKAPINYA,,,

" SELAMAT MEMBACA"

Senin, 17 Oktober 2011

DIA TAK PERNAH BERTANYA DAHULU PADAKU

DIA TAK PERNAH BERTANYA DAHULU PADAKU


HEM,,,,

Ketika api dan air bertemu, seakan mereka adalah musuh. Alam memiliki semesta isi nya dengan berdampingan. Namun ada hal yang berpasangan namun tidak dapat berdampingan. Seperti api dan air, baik dan buruk, kasar dan halus,tenang dan ramai dan masih banyak lagi yang lain nya. Perkara siapa yang akan menang ,,?? Menurut ku tergantung siapa yang lebih banyak mendoninasi keadaan. Tiada artinya api pada lili jika air sebanyak hujan di tumpahkan, tiada artinya ramai pesta di dalam rumah jika dia berada di padangn pasir tiada tepi.

Yagh,,,,

Begitu juga perasaan. Seberapa besar perasaan itu mendominassi untuk dapat tumbuh, tau, sadar, berani, kokoh ataupun bersembunyi. Terkadang memang setiap apa yang dilakukan manusia memiliki alasan tersendiri, baik itu membunuh sekalipun. Hewan pun melakukan sesuatu berdasarkan apa yang ada pada perasaan nya yang membuatnya memiliki alasan yang cukup kuat untuk membuatnya bertindak. Perasaan sangat sensitif. Siapaun yang memilikinya , dia adalah sama. Sensitif terhadap apa yang dirasakan pemilik nya. Perkara bertindak atau tidak tubuhnya karena kesensitifan itu adalah kemampuan pribadi itu menahan nya.

Ketika orang mudah sekali mengungkapkan tentang apa yang dirasakan nya itulah yang membuat perbedaan dengn ketika orang lain tak kuasa mengungkapkan perasaan nya. Pernahkan suatu saat kalian merasa tak dapat berkata lagi,,?? hanya senyum terlontar saat mentari berdampingan dengn mu di pagi hari. Hati lebih sejuk memendamnya dalam hati walaw terkadang ingn terucap mendominasi.

Itu lah saat ini terjadi….

Perasaan itu bereaksi tanpa bertanya dahulu padaku…

Tak berdiskusi dahulu padaku apakan aku akan mampu. Jika sekedar mengagumi aku yakin akan mampu, namun tidak lebih dari itu. Akibatnya diam adalah tenda paling aman untuk berteduh dari perasaan menggebu untuk di mengerti namun raga menolak karena kaki membeku saat terbentuknya sudut lurus dengan mata indah itu. Aku marah pada nya. Kenapa dia tidak pernah bertanya dahulu padaku. Spontan saja itu terasa bukan,,?? Tiba-tiba dan mejnalar ke pembuluh nadi.


Dia tidak bertanya lagi untuk hadir…
Dia tidak bertanya lagi untuk datang..
Dia tidak bertanya lagi untuk mengalirkan nya,,
Dia tidak bertanya lagi untuk menghadirkan nya..
Dia tidak bertanya lagi untuk mengaguminya…

Mengalir dalam darahku, meledakan pembuluh nadiku,, tapi aku hanya diam dan minikmatinya. 2 malam ini aku membawanya dalam tidur ku. Menghadirkan nya dalam lelap ku. Mengadakan ruang baru dalam lelap yang biasanya sepi dan hanya aku sendiri sampai esok mentari dapat ku nikmati kembali. Dan dia menghadirkan nya tanpa bertanya lagi padaku. Membuatku harus memulia menghadirkan nya dalam nyataku bersama sisa-sisa mimpi yang terukir di kornea mata begitu hangat bersemayam.
                                                                                    ( 14-15/10/2011)


Bagai manusia buta saja, pura-pura tak mau tau, pura-pura tak ada apa-apa. Kuturutkan celah dengn cahaya pada jalanan berliku, jalan berduri , ku jelajahi , gunung yang tinggi aku lalui, hanya keyakinan yang buat ku bertahan, titik terang akan hadir dalam mimpi yang ku harap tak sia-sia dan sebagai jawaban dari lelah ku.

Api jauh dari panggang…
Jangan beri tau aku lagi .. 

Hanya menuangkan rasa dalam ukiran yang mungkin bisa sebagai wadah dari tumpahnya rasa yang bergumal tanpa akhir dan trus entah sampai kapan.,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar