PENYERBU DAHAGA
WAHAI HATI DUNIA
Tirto …
Alirmu pelipur retak tanah kering,,
Dikau bak pemicu ledakan pelepas kerontang senja,,
Tak henti tiupkan butiran kesegaran pada jiwa-jiwa kehausan,,
Tirto …
Kau khalayak armada alamku,,
Bahtera kehidupan ,,, nadi sajak hari-hari
semesta,,
Tanpamu Tirto ,,,
Tak tergelarpun hijauan yang permai,,
Tak pun pula terlukis pelangi,,,
Terhenti ada …
Tirto …
Kau di minat ,,,
Berpantul biru bertukar warna hijau lukisan
kecup dari hamparan sawah,,,
Bahkan lalunya kumolonimbus yang bertukar
rekah surya
Bersenandung lah teratai menari di lembut
ayunan hati dunia,,,
Tirto ,,,
Kau dengar ,,, ?
Kidung-kidung lirih dari getaran kerinduan
Tarian dedaunan bersama senandung kuncup-kuncup tak terjamah,,,
Berbisik-bisik menyebut mu
,, helaan karna hadir mu …
“Sungguh kau penyerbu dahaga wahai hati duniaku..”
Dan akhirnya ,,,
Tak ubah kau adalah kamar purnama raya
Dan abadi yang ada akan selamanya ada
Dari keadaan yang ada karena abadimu
Merupakan adalah kau bukti nadi ALAMKU ,,,
MAHA BESAR PENCIPTA
Hadirkan mu sebagai penyerbu dahaga ALAMKU ,,,
BOB
WIJAYA